Indahnya Silutarahim

Silaturrahmi
Oleh cheap NFL jerseys : cheap NBA jerseys H. Aslih Ridwan, MA (Ketua Umum Yayasan Media Amal Islami)
Hakikat silaturrahim bukan dengan orang yang berbuat baik dengan kita. Karena hal itu sangatlah mudah, justru yang terberat adalah menyambungnya apabila terputus. Idzaa quthi’at rohimuhu washalahaa (HR Bukhori no. 5991).

Seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW, kemudian dia berkata, “Ya Rasulullah, aku mempunyai karib kerabat, aku menyambung silaturrahim dengan mereka, namun mereka memutuskannya. Aku berbuat baik kepada mereka, namun mereka berbuat jahat kepadaku, aku sabar terhadap mereka. Namun mereka jahil kepadaku.”

Atas pertanyaan tersebut Rasulullah saw bersabda, “Jika keadaannya seperti yang engkau katakan maka seolah-olah menyuapi mereka dengan pasir yang panas, engkau senantiasa akan mendapat bantuan dari Allah dalam menghadapi mereka selama dalam keadaan demikian.” (HR. Muslim no. 2558)

Makna sabda Nabi tusiffuhumul malla atau menyuapi mereka dengan pasir panas, disebabkan dosa yang mereka dapatkan karena perbuatan mereka. Adapun makna zhahiirun adalah mendapat pertolongan dari Allah dalam menghadapi mereka dan menolak gangguan mereka.

Sedangkan makna maa dumta ‘alaa dzaalika (selama engkau dalam kondisi seperti itu) sangat jelas menunjukkan anjuran untuk menyambung silaturrahim kepada orang yang karakternya seperti itu dan tidak membalasnya dengan perbuatan yang sama.

Dalam konteks kekinian, menyambung silaturrahim seperti seorang laki-laki yang bertanya pada hadits tersebut, sangat mendesak untuk dilakukan karena realitas kehidupan umat Islam saat ini, ukhuwah Islamiyah belum membumi, baru pada tataran wacana.

Terjadinya perpecahan dan permusuhan di kalangan umat Islam itu sendiri menjadi bukti nyata. Padahal media untuk bersatunya umat Islam sudah sangat tersedia.
Seperti kalimat syahadat yang menghapus diskriminasi, shalat berjama’ah dengan rapatnya barisan ternyata belum serapih hubungan solidaritas yang terjalin di antara muslim ketika di luar shalat berjama’ah. Ibadah haji yang merupakan muktamar dunia ternyata belum mampu membangun persaudaraan muslim sedunia.

Manakala ukhuwah Islamiyah terwujud maka akan tampaklah seperti satu tubuh. Jika bagian satu tubuh sakit maka semua bagian yang lain merasakan hal yang sama.

Dengan sangat indah Rasulullah SAW melukiskan ukhuwah dalam sabdanya, “Perumpamaan mukmin satu dengan yang lainnya dalam rasa cinta kasih sayang dan keberpihakannya seperti tubuh yang satu. Jika satu bagian tubuh merasa sakit maka semua bagian tubuh lainnya ikut merasakan sakit, tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)

Lima larangan dalam Al Qur’an yang harus dijauhi umat Islam saat ini. Pertama, tidak berbantahan (adamuttanazu). QS. Al Anfal : 46.

Kedua, tidak memperolok-olok (adamussukriyah) QS. Al Hujurat : 11. Ketiga, tidak mencari-cari kesalahan (adamut-tajassus) QS. Al Hujurat : 12. Keempat, tidak menggunjing (adamul ghibah) QS. Al Hujurat : 12. Kelima, tidak memanggil panggilan buruk (tarkut tanabus) QS. Al Hujurat : 11

Saat ini, kekuatan umat Islam terpecah. Disorientasi antar golongan semakin terlihat jelas. Bukan tujuan yang menjadi hal paling utama justru sarana yang menjadi tujuan.

Tujuan perjuangan Islam adalah untuk membumikan Islam dan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sembahan apapun wadah dalam perjuangannya.
Tetapi ini justru kebalikannya, sarana dan wadah menjadi tujuan sehingga antara yang satu kelompok dengan kelompok yang lain saling menjatuhkan, merasa paling superior, paling baik dan hebat di antara yang lain.

Di saat saudara terjatuh seharusnya dinasihati serta dibangkitkan semangatnya bukan disiarkan aibnya. Mari kita mulai dengan membangun persaudaraan melalui gerakan silaturrahim agar kita mendapatkan zhahirun, kalau tidak? Akan mendapat tusiffuhumul malla (disuapi pasir panas).

Semoga.

wholesale NFL jerseys wholesale NFL jerseys cheap mlb jerseys