Mak Dafi Pengin Bisa Baca Iqro

10408764_10203751481884713_2353332789145912691_n

[ Foto eksklusif : Mak Dafi di Pembinaan Ibu-ibu Yayasan Media Amal Islami]

Oleh : Muhammad Akbar Ismail, A.Md

Nampaknya sinetron “Mak Ijah pengin ke Mekkah” yang tayang di SCTV masih kalah dengan realita hidup Mak Dafi. Keinginan seseorang untuk mengunjungi Baitullah sudah pasti menjadi keinginan hampir setiap muslim di dunia, namun keinginan untuk bisa membaca huruf Hijaiyah (huruf arab), banyak yang enggan berfikir demikian, apalagi sekelas ’emak-emak’ yang sudah berumur cukup tua.

Mak Dafi tinggal di daerah Lebak Bulus Jakarta Selatan, selain aktivitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga, beliau juga aktif sebagai peserta binaan Yayasan Media Amal Islami. Bukan hanya serius membina anak-anak dan remaja, Yayasan Media Amal Islami juga serius dalam pembinaan ibu-ibu, mulai dari kajian, belajar membaca Al-Qur’an sampai dengan Hafalan Qur’an bahkan sekarang sudah ada pembelajaran panduan Haji dan Umrah bagi ibu-ibu binaan Yayasan Media Amal Islami.

Semangat mak Dafi dan rekan-rekannya yang sudah ’emak-emak’ patut menjadi contoh dan teladan bagi yang masih muda. Di bawah pengajaran ustadz Alliudin dan Ustadzah Anita Desi, ibu-ibu binaan Yayasan Media Amal Islami sampai-sampai enggan untuk libur, karena baginya waktu yang terbuang saat libur bisa untuk belajar lebih banyak lagi ilmu agama.

Nampaknya mereka sangat menghargai waktu yang berjalan dalam proses kehidupan. Kesadaran tersebut tentunya  didasari oleh rasa penyesalan dimasa muda mereka yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Namun, mereka meyakini bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Melihat paraf pengajar di form evaluasi belajar baca Iqro mak Dafi, cukup mencengangkan, karena sudah hampir sebulan halaman yang di baca itu-itu saja. Terlihat tulisan nomor ‘9’ di kolom halaman dan tulisan ‘diulang’ hampir disemua form evaluasi belajar baca iqro. Bagaimana tidak, diusia mak Dafi yang sudah tidak muda lagi, sulit sekali untuk mengingat huruf hijaiyah, tidak heran jika Ustadz atau Ustadazah tidak merekomendasikannya untuk berpindah ke halaman selanjutnya.  Namun bukan itu esensi mak Dafi belajar, nampaknya  hadist Rasulullah shalallahi’alaihi wa sallam cukup menghiburnya untuk terus belajar meskipun tidak berpindah – pindah. Adapun hadist yang dimaksud adalah :

“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur’an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala” [Potongan Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha no. 244-(898).

Semangat mak Dafi dalam membaca Iqro mengalahkan semangat mak Ijah yang gak berangkat juga ke Mekkah. Bahkan, semangatnya seharusnya dapat menginspirasi kaum muda yang mungkin belum merasakan penyesalan dihari tua. Semoga, perjuangan mak Dafi dalam memperlajari Iqro Allah berikan hadiyah di akhirat nanti, dan semoga Allah berikan Hidayah bagi kita yang masih menyia-nyiakan waktu.